MENETAPKAN HARGA POKOK PRODUKSI DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK
CV. ANGKASA MANDIRI
KATA PENGANTAR
Puji
serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang terus menerus
tanpa berhenti sedikitpun memberikan dan
melimpahkan rahmat dan nikmatnya yang tidak terhitung kepada penulis. Terutama
nikmat iman, islam dan kesehatan serta kekuatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini. Penulis meyakini bahwa penulisan karya tulis
ini, mustahil selesai tanpa pertolongan dan bimbingan Allah SWT. Salawat serta
salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada sang panutan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia
mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.
Penulis
sadar bahwa karya tulis ini masih sangat sederhana dan jauh dari kata sempurna.
Memang tidak mudah bagi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini, karena
banyak hambatan dan tantangan yang harus penulis hadapi baik dari faktor
internal maupun eksternal. Maka disinilah pertolongan Alla SWT dan peran
orang-orang terdekat yang dapat memberikan pemikiran dan motivasi, serta dukungan
semua pihak penulis rasakan.
Penulis
juga tidak lupa memohon untuk dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika
dalam penulisan ini terdapat hal yang tidak berkenan. Namun demikian penulis
berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan para
pembaca umumnya.
Karawang, 20 Maret 2015
Penulis & Penyusun,
Kelompok 2
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Perkembangan
dunia bisnis di Indonesia saat ini sangatlah pesat dan menyebabkan persaingan
yang sangat ketat antar perusahaan, dengan kondisi ini perusahaan harus
berusaha mengikuti perkembangan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan dan memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal.
CV
Angkasa Mandiri merupakan perusahaan baru yang didirikan tahun 2010 dan
bergerak dibidang manufaktur khusunya interior, yaitu memproduksi furniture rumah
tangga seperti kitchen set, lemari hias, kursi teras dan juga untuk
kantor seperti lemari, meja, dan kursi. Proses produksi tersebut dilakukan
berdasarkan pesanan yang diterima.
Dalam
suatu perusahaan, untuk memberikan keputusan mengenai penetapan harga produk
merupakan hal yang sangatlah penting dan tidaklah mudah untuk dilakukan.
Penetapan harga harus ditetapkan secara tepat, cermat, dan akurat. Hal ini
dilakukan agar suatu perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan
lain yang memproduksi produk sejenis dalam kurun waktu yang relatif lama.
Selain itu, pengusaha ini sudah
menyadari bahwa potensi yang ada dalam pasar sangat kecil, karena produk-produk
sejenis yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan lain sudah cukup banyak.
Maka agar tetap dapat bersaing, perusahaan ini dituntut agar dapat menentukan
suatu penetapan harga yang dinilai wajar oleh para konsumen dengan menggunakan
sistem perhitungan yang tepat dari satu periode ke periode seterusnya.
Pelayanan yang baik juga harus selalu di lakukan tentunya diimbangi dengan
meminimalkan biaya-biaya yang kiranya tidak menambahkan nilai.
Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan perhitungan harga pokok
produksi pada produk pesanan yang dihasilkan CV Angkasa Mandiri Untuk dapat
meningkatkan persaingan dengan perusahaan yang sejenis, perusahaan dituntut
menghasilkan produk dengan harga jual yang standar tetapi memiliki kualitas
yang tinggi. Dalam hal ini perusahaan harus membuat dan mengelompokkan
biaya-biaya sehingga terjadi akumulasi biaya yang efisien dalam penentuan harga
jual produk. Berdasarkan latar belakang tersebut kami memberi makalah ini dengan
judul “PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI CV. ANGKASA MANDIRI”.
B.
Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka fokus masalah dalam makalah ini adalah mengetahui
bagaimana perhitungan untuk menentukan harga pokok produksi CV. Angkasa Mandiri
dengan metode harga pokok pesanan berdasarkan pendekatan full costing.
C.
Tujuan penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah selain sebagai tugas
kelompok mata kuliah Akuntansi Manajemen, juga untuk mengetahui cara
perhitungan harga pokok produksi berdasarkan pendekatan full costing.
D.
Manfaat penulisan
Sebagai
tambahan khasanah keilmuan yang kita punya khususnya dalam bidang ilmu Akuntansi
Manajemen dan untuk meningkatkan kualitas dalam perhitunagn harga pokok
produksi yang relevan saat ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga
pokok produksi menurut Hansen dan Mowen (2006, h.48) adalah “Harga pokok
produksi adalah mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode
tertentu”.
Menurut
Raiborn dan Kinney (2011, h.56) harga pokok produksi adalah “Total produksi
biaya barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke dalam
persediaan barang jadi selama satu periode”.
Dapat disimpulkan bahwa biaya
produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi dan harus dikeluarkan
untuk mengolah dan membuat bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual.
Menurut
Hansen dan Mowen (2006, h.50-h.51) Unsur-unsur biaya produksi adalah :
1)
Biaya Bahan Baku Langsung
Bahan
baku langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang
sedang diproduksi.
2)
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga
kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa
yang sedang diproduksi
3)
Biaya Overhead Pabrik
Semua biaya
produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke
dalam satu kategori yang disebut ongkos overhead.
B.
Metode Harga Pokok Produksi
Menurut
Carter dan Usry (2006, h. 123) metode yang digunakan dalam menentukan harga
pokok produksi menggunakan metode harga pokok pesanan (job order costing)
dan metode harga pokok proses (process costing).
Dalam
perusahaan yang memproduksi atau menjual lebih dari satu produk atau jasa
(berdasarkan pesanan), dalam suatu proses produksi dapat dihasilkan dua jenis
produk atau lebih. Karena berbagai produk tersebut berasal dari proses
pengolahan yang sama, timbul masalah pengalokasian biaya bersama (joint
cost) kepada berbagai produk yang dihasilkan tersebut.
Pengertian
biaya bersama menurut Mulyadi (2005, h.333) yaitu “Biaya bersama dapat
diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang
harus dialokasikan ke berbagai departemen baik dalam perusahaan yang kegiatan
produknya berdasarkan pesanan maupun kegiatan kegiatan produknya dilakukan
secara massa”.
Metode
penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke
dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan biaya ke dalam harga pokok
produksi terdapat dua faktor pendekatan yaitu:
a)
Full Costing
merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya
produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik berperilaku variable
maupun tetap.
b)
Variable Costing
Merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi
yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variabel.
C.
Penentuan Tarif BOP
Tujuan
utama dalam pemilihan dasar tarif overhead adalah untuk memastikan
pembebanan overhead dalam proporsi yang wajar terhadap sumber daya pabrik tidak
langsung yang digunakan oleh pesanan produk, atau pekerjaan yang dilakukan.
Untuk itu, menurut Carter (2009, h. 442 – h. 445) diberikan beberapa cara
perhitungan beban overhead berdasarkan faktor dasar yang dapat digunakan
atau alokasi overhead sebagai berikut:
a)
Output fisik
Output
fisik atau unit produksi adalah dasar yang paling sedrhana untuk membebankan
overhead pabrik.
b)
Biaya bahan baku langsung
Metode
ini didasarkan pada estimasi overhead pabrik dibagi dengan estimasi biaya bahan
baku dikali presentase.
c)
Biaya tenaga kerja langsung
Menggunakan
dasar biaya tenaga kerja langsung untuk membebankan overhead pabrik ke pesanan
atau produk mengharuskan estimasi overhead dibagi dengan estimasi biaya tenaga
kerja langsung untuk menghitung suatu presentase.
d)
Jam tenaga kerja langsung.
Dasar
jam tenaga kerja langsung didesain untuk mengatasi kelemahan kedua dari
penggunaan dasar biaya tenaga kerja langsung.
e)
Jam mesin
Metode
ini didasarkan pada waktu yang diperlukan untuk melakukan operasi yang identik
oleh suatu mesin atau sekelompok mesin, dan tarif per jam mesin.
f)
Transaksi atau aktivitas
Pendekatan
berdasarkan transaksi terhadap alokasi overhead lebih dikenal sebagai
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing).
D. Metode Penentuan Harga Jual
Charles
T Horngen (2008, h.350) mengatakan bahwa terdapat empat metode penentuan harga
jual, yaitu :
1)
Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)
Metode
penentuan harga jual normal seringkali disebut dengan istilah cost-plus
pricing , yaitu penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang
diharapkan diatas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan
memasarkan produk.
2)
Penentuan Harga Jual dalam Cost-type
Contract (Cost-type Contract Pricing)
Cost-type
Contract adalah kontrak pembuatan produk dan jasa yang pihak pembeli setuju
membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang
sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung
sebesar persentase tertentu dari total biaya yang sesungguhnya.
3) Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Special Order Pricing)
Pesanan
khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan diluar pesanan regular
perusahaan.
4) Penentuan harga jual produk yang dihasilkan perusahaan yang
diatur dengan peraturan pemerintah
Penentuan
harga jual berdasarkan biaya penuh masa yang akan datang ditambah dengan laba
yang diharapakan.
E.
Perhitungan Harga Pokok Produksi
CV. Angkasa Mandiri
CV
Angkasa Mandiri mendapatkan izin usaha pada tanggal 1 Januari 2010 Kantor pusat
beralamatkan di Jalan Ahmad Yani No.22 Des. Dawuan Tengah Kec. Cikampek.
Lingkup
usaha yang dijalankan oleh CV Angkasa Mandiri adalah bidang manufaktur membuat furniture
rumah tangga. Saat ini karyawan yang bekerja di CV Angkasa Mandiri sekitar
30 orang. Karyawannya terdiri dari pegawai tetap maupun pegawai tidak tetap.
Perusahaan
memproduksi furniture berdasarkan pesanan. Oleh karena itu, metode
pengumpulan harga pokok yang digunakan oleh CV Angkasa Mandiri Cikampek adalah
metode harga pokok pesanan.. Perusahaan memproduksi produk secara
terputus-putus. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan, sehingga pesanan yang satu dapat
berbeda dengan pesanan yang lainnya
Berikut
perhitungan harga pokok produksi untuk 32 unit lemari hias medium yang dilakukan
oleh CV Angkasa Mandiri tahun 2014:
a.
Biaya
Bahan Baku
Tabel 1.1
Biaya Bahan
Baku lemari hias Medium
Nama
barang
|
Jumlah
barang
|
Harga
per-satuan
|
Jumlah
biaya
|
Kayu meranti
6x15x400
|
256
|
265.000
|
67.840.000
|
Triplek 9 mm
meranti
|
62
|
95.000
|
5.890.000
|
Triplek 12 mm
meranti
|
135
|
85.000
|
11.475.000
|
Triplek 15 mm
meranti
|
128
|
165.000
|
21.120.000
|
Melaminto dop
|
90
|
77.000
|
6.930.000
|
Triplek lps
melaminto
|
70
|
53.000
|
3.710.000
|
JUMLAH BIAYA
|
116.965.000
|
b.
Biaya
Bahan Penolong
Tabel 1.2
Biaya Bahan
Penolong Lemari Hias Medium
Nama
barang
|
Jumlah
barang
|
Harga
per-satuan
|
Jumlah
biaya
|
Cat
Hammertone
|
120
|
43.000
|
5.160.000
|
Cat Menny
|
65
|
22.000
|
1.430.000
|
Handdle pipa
C-03
|
54
|
25.000
|
1.350.000
|
Grendel
stainless kng
|
76
|
30.000
|
2.280.000
|
Plat kunci L
terano
|
54
|
42.500
|
2.295.000
|
Lem besi
|
32
|
35.000
|
1.120.000
|
Engsel Hinge
|
95
|
7.500
|
712.500
|
Kunci laci
|
80
|
9.500
|
760.000
|
Sekrup kpl Rt
1
|
80
|
7.500
|
600.000
|
Sekrup kpl Rt
¾”
|
20
|
6.000
|
120.000
|
Sekrup kpl Rt
2
|
23
|
12.000
|
276.000
|
Lem kuning,
1Kg
|
55
|
32.000
|
1.760.000
|
Lem putih, 1
Kg
|
32
|
23.750
|
760.000
|
Paku kayu,
2cm
|
10 pcs
|
12.000
|
120.000
|
Paku kayu,
3cm
|
15 pcs
|
15.000
|
225.000
|
Veneer nyatoh
|
50
|
100.000
|
5.000.000
|
Jumlah biaya
|
23.968.500
|
c.
Biaya
Tenaga Kerja Langsung
Tabel 1.3
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
Keterangan
|
Jumlah
tenaga kerja
|
Upah
per-orang
|
Total
gaji
|
||
1
unit
|
32
unit
|
1
unit
|
32
unit
|
||
Perakitan
|
5 orang
|
45.000
|
1.440.000
|
225.000
|
7.200.000
|
Finishing
|
2 orang
|
30.000
|
960.000
|
60.000
|
1.920.000
|
Jumlah
|
9.120.000
|
d.
Biaya
lain-lain
Biaya listrik
& telepon
Biaya
perawatan mesin & alat-alat
Biaya
Asuransi
Jumlah biaya
|
=
=
=
=
|
Rp 7.225.000
Rp 9.705.000
Rp
6.000.000
Rp 22.930.000
|
e.
Biaya
Overhead Pabrik
Selanjutnya
adalah menghitung besarnya tarif biaya overhead pabrik. Dasar yang digunakan
untuk membebankan biaya overhead pabrik adalah atas dasar biaya bahan baku,
sehingga menurut Carter (2009, h. 443) besarnya tarif biaya overhead pabrik
dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:
Tarif biaya overhead pabrik
|
=
|
Estimasi overhead pabrik : Estimasi BBB |
X 100%
|
=
|
![]() |
X 100%
|
|
=
|
40%
|
maka
dapat dihitung harga pokok produksi lemari hias medium untuk 32 unit pada tahun
2014 dengan asumsi dasar penetapan tarif biaya overhead pabrik didasarkan pada
perhitungan biaya overhead pabrik tahun 2014 sebesar 40%. Berikut perhitungan
harga pokok produksi lemari hias medium yang terhitung berdasarkan pendekatan Full Costing :
BBB
BTKL
BOP
HPP
|
=
=
=
=
|
Rp
116.965.000
Rp
9.120.000
Rp
46.786.000 +
Rp
172.871.000
|
Dari
total harga pokok produksi diatas, dapat di hitung harga pokok produksi per
unit maka digunakan perhitungan harga pokok produk per satuan yaitu sebagai
berikut :
Harga Pokok
Per-satuan
|
=
|
Jumlah
Harga Pokok Produksi pesanan : Jumlah satuan produk pesanan
|
=
|
Rp
172.871.000 : 32
|
|
=
=
|
Rp 5.402.218,75
Rp 5.402.219 (dibulatkan)
|
Dari hasil
diatas dapat di ketahui bahwa harga pokok dapat digunakan untuk menentukan
pedoman harga jual.
F.
Perhitunagn Harga Jual Produk
Penulis akan menentukan harga jual
dengan metode cost-plus pricing karena CV Angkasa Mandiri menginginkan
keuntungan sebesar 25% dari biaya produksi yang dikeluarkan. Rumus cost-plus
pricing adalah sebagai berikut:
Harga Jual =
Taksiran Biaya Penuh + Laba yang diharapkan
Maka
perhitungan Harga jual untuk 32 unit lemari hias medium yaitu :
HPP
Laba 25%
Harga jual
Harga jual per-unit
|
=
=
=
=
|
Rp 172.871.000
Rp
43.217.750 +
Rp 216.088.750
Rp 6.752.773,44
|
Jadi, Harga jual per-unit berdasarkan perhitungan Harga Pokok
Produksi perusahaan sebesar : Rp 6.752.773 (dibulatkan)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan perusahaan maka dihasilkan harga pokok produksi
untuk 32 unit produk lemari hias medium adalah sebesar Rp 172.871.000, Dari
total harga pokok produksi tersebut dapat diperoleh harga pokok per unit produk
adalah sebesar Rp 5.402.219.
Dari
hasil diatas dapat di ketahui bahwa harga pokok dapat digunakan untuk
menentukan pedoman harga jual. Berdasarkan perhitunagn yang telah dilakukan
perusahaan maka dihasilkan harga jual untuk 32 unit produk lemari hias medium
adalah sebesar Rp 216.088.750. Dari total harga jual produk tersebut
dapat diperoleh harga jual per unit produk adalah sebesar Rp 6.752.773, karena
perusahaan menginginkan laba sebesar 25% dari biaya produksi yang dikeluarkan.
B.
Saran
Saran kami dari kelompok kedua
adalah dari hasil karya tulis ini memang masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kami meminta kritik serta sarannya yang membangun. Serta kami berharap agar
kelompok selanjutnya bisa lebih baik dari apa yang telah kami buat ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Carter, William K 2009, Akuntansi Biaya, Buku 1, Edisi
14, Salemba Empat, Jakarta.
Ø Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan 7,
UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Ø Hansen & Mowen 2006, Akuntansi Manajemen. Buku 2,
Edisi 7, Salemba Empat, Jakarta.
Ø Horngren, Charles T,et all 2008, Akuntansi Biaya,
Edisi 12, Erlangga, Jakarta.
Ø Edi Rusmono Rasidi, 2015, Akuntansi Manajemen 1. Buku 1,
Karawang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar