Kamis, 02 Juli 2015

Contoh menetapkan Harga Pokok Produksi

MENETAPKAN HARGA POKOK PRODUKSI DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK
CV. ANGKASA MANDIRI

KATA PENGANTAR

Puji serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang terus menerus tanpa  berhenti sedikitpun memberikan dan melimpahkan rahmat dan nikmatnya yang tidak terhitung kepada penulis. Terutama nikmat iman, islam dan kesehatan serta kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Penulis meyakini bahwa penulisan karya tulis ini, mustahil selesai tanpa pertolongan dan bimbingan Allah SWT. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada sang panutan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.
Penulis sadar bahwa karya tulis ini masih sangat sederhana dan jauh dari kata sempurna. Memang tidak mudah bagi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini, karena banyak hambatan dan tantangan yang harus penulis hadapi baik dari faktor internal maupun eksternal. Maka disinilah pertolongan Alla SWT dan peran orang-orang terdekat yang dapat memberikan pemikiran dan motivasi, serta dukungan semua pihak penulis rasakan.
Penulis juga tidak lupa memohon untuk dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan ini terdapat hal yang tidak berkenan. Namun demikian penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan para pembaca umumnya.

Karawang, 20 Maret 2015
Penulis & Penyusun,


Kelompok 2


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini sangatlah pesat dan menyebabkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan, dengan kondisi ini perusahaan harus berusaha mengikuti perkembangan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal.
CV Angkasa Mandiri merupakan perusahaan baru yang didirikan tahun 2010 dan bergerak dibidang manufaktur khusunya interior, yaitu memproduksi furniture rumah tangga seperti kitchen set, lemari hias, kursi teras dan juga untuk kantor seperti lemari, meja, dan kursi. Proses produksi tersebut dilakukan berdasarkan pesanan yang diterima.
Dalam suatu perusahaan, untuk memberikan keputusan mengenai penetapan harga produk merupakan hal yang sangatlah penting dan tidaklah mudah untuk dilakukan. Penetapan harga harus ditetapkan secara tepat, cermat, dan akurat. Hal ini dilakukan agar suatu perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis dalam kurun waktu yang relatif lama.
Selain itu, pengusaha ini sudah menyadari bahwa potensi yang ada dalam pasar sangat kecil, karena produk-produk sejenis yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan lain sudah cukup banyak. Maka agar tetap dapat bersaing, perusahaan ini dituntut agar dapat menentukan suatu penetapan harga yang dinilai wajar oleh para konsumen dengan menggunakan sistem perhitungan yang tepat dari satu periode ke periode seterusnya. Pelayanan yang baik juga harus selalu di lakukan tentunya diimbangi dengan meminimalkan biaya-biaya yang kiranya tidak menambahkan nilai.  
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan perhitungan harga pokok produksi pada produk pesanan yang dihasilkan CV Angkasa Mandiri Untuk dapat meningkatkan persaingan dengan perusahaan yang sejenis, perusahaan dituntut menghasilkan produk dengan harga jual yang standar tetapi memiliki kualitas yang tinggi. Dalam hal ini perusahaan harus membuat dan mengelompokkan biaya-biaya sehingga terjadi akumulasi biaya yang efisien dalam penentuan harga jual produk. Berdasarkan latar belakang tersebut kami memberi makalah ini dengan judul “PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI  CV. ANGKASA MANDIRI”.

B.   Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus masalah dalam makalah ini adalah mengetahui bagaimana perhitungan untuk menentukan harga pokok produksi CV. Angkasa Mandiri dengan metode harga pokok pesanan berdasarkan pendekatan full costing.

C.  Tujuan penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah selain sebagai tugas kelompok mata kuliah Akuntansi Manajemen, juga untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produksi berdasarkan pendekatan full costing.

D.  Manfaat penulisan

Sebagai tambahan khasanah keilmuan yang kita punya khususnya dalam bidang ilmu Akuntansi Manajemen dan untuk meningkatkan kualitas dalam perhitunagn harga pokok produksi yang relevan saat ini.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi menurut Hansen dan Mowen (2006, h.48) adalah “Harga pokok produksi adalah mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tertentu”.
Menurut Raiborn dan Kinney (2011, h.56) harga pokok produksi adalah “Total produksi biaya barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke dalam persediaan barang jadi selama satu periode”.
Dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi dan harus dikeluarkan untuk mengolah dan membuat bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Menurut Hansen dan Mowen (2006, h.50-h.51) Unsur-unsur biaya produksi adalah :
1)      Biaya Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi.
2)      Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi
3)      Biaya Overhead Pabrik
Semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu kategori yang disebut ongkos overhead.

B.   Metode Harga Pokok Produksi
Menurut Carter dan Usry (2006, h. 123) metode yang digunakan dalam menentukan harga pokok produksi menggunakan metode harga pokok pesanan (job order costing) dan metode harga pokok proses (process costing).
Dalam perusahaan yang memproduksi atau menjual lebih dari satu produk atau jasa (berdasarkan pesanan), dalam suatu proses produksi dapat dihasilkan dua jenis produk atau lebih. Karena berbagai produk tersebut berasal dari proses pengolahan yang sama, timbul masalah pengalokasian biaya bersama (joint cost) kepada berbagai produk yang dihasilkan tersebut.
Pengertian biaya bersama menurut Mulyadi (2005, h.333) yaitu “Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen baik dalam perusahaan yang kegiatan produknya berdasarkan pesanan maupun kegiatan kegiatan produknya dilakukan secara massa”.
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan biaya ke dalam harga pokok produksi terdapat dua faktor pendekatan yaitu:
a)      Full Costing
merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik berperilaku variable maupun tetap.
b)      Variable Costing
Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

C.  Penentuan Tarif BOP
Tujuan utama dalam pemilihan dasar tarif overhead adalah untuk memastikan pembebanan overhead dalam proporsi yang wajar terhadap sumber daya pabrik tidak langsung yang digunakan oleh pesanan produk, atau pekerjaan yang dilakukan. Untuk itu, menurut Carter (2009, h. 442 – h. 445) diberikan beberapa cara perhitungan beban overhead berdasarkan faktor dasar yang dapat digunakan atau alokasi overhead sebagai berikut:
a)      Output fisik
Output fisik atau unit produksi adalah dasar yang paling sedrhana untuk membebankan overhead pabrik.
b)      Biaya bahan baku langsung
Metode ini didasarkan pada estimasi overhead pabrik dibagi dengan estimasi biaya bahan baku dikali presentase.
c)      Biaya tenaga kerja langsung
Menggunakan dasar biaya tenaga kerja langsung untuk membebankan overhead pabrik ke pesanan atau produk mengharuskan estimasi overhead dibagi dengan estimasi biaya tenaga kerja langsung untuk menghitung suatu presentase.
d)     Jam tenaga kerja langsung.
Dasar jam tenaga kerja langsung didesain untuk mengatasi kelemahan kedua dari penggunaan dasar biaya tenaga kerja langsung.
e)      Jam mesin
Metode ini didasarkan pada waktu yang diperlukan untuk melakukan operasi yang identik oleh suatu mesin atau sekelompok mesin, dan tarif per jam mesin.
f)       Transaksi atau aktivitas
Pendekatan berdasarkan transaksi terhadap alokasi overhead lebih dikenal sebagai perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing).

D.  Metode Penentuan Harga Jual
Charles T Horngen (2008, h.350) mengatakan bahwa terdapat empat metode penentuan harga jual, yaitu :
1)      Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)
Metode penentuan harga jual normal seringkali disebut dengan istilah cost-plus pricing , yaitu penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan diatas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk.
2)      Penentuan Harga Jual dalam Cost-type Contract (Cost-type Contract Pricing)
Cost-type Contract adalah kontrak pembuatan produk dan jasa yang pihak pembeli setuju membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya yang sesungguhnya.
3)      Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Special Order Pricing)
Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan diluar pesanan regular perusahaan.
4)      Penentuan harga jual produk yang dihasilkan perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah
Penentuan harga jual berdasarkan biaya penuh masa yang akan datang ditambah dengan laba yang diharapakan.

E.   Perhitungan Harga Pokok Produksi  CV. Angkasa Mandiri
CV Angkasa Mandiri mendapatkan izin usaha pada tanggal 1 Januari 2010 Kantor pusat beralamatkan di Jalan Ahmad Yani No.22 Des. Dawuan Tengah Kec. Cikampek.
Lingkup usaha yang dijalankan oleh CV Angkasa Mandiri adalah bidang manufaktur membuat furniture rumah tangga. Saat ini karyawan yang bekerja di CV Angkasa Mandiri sekitar 30 orang. Karyawannya terdiri dari pegawai tetap maupun pegawai tidak tetap.
Perusahaan memproduksi furniture berdasarkan pesanan. Oleh karena itu, metode pengumpulan harga pokok yang digunakan oleh CV Angkasa Mandiri Cikampek adalah metode harga pokok pesanan.. Perusahaan memproduksi produk secara terputus-putus. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan, sehingga pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lainnya
Berikut perhitungan harga pokok produksi untuk 32 unit lemari hias medium yang dilakukan oleh CV Angkasa Mandiri tahun 2014:





a.       Biaya Bahan Baku
Tabel 1.1
Biaya Bahan Baku lemari hias Medium

Nama barang
Jumlah barang
Harga per-satuan
Jumlah biaya
Kayu meranti 6x15x400
256
265.000
67.840.000
Triplek 9 mm meranti
62
95.000
5.890.000
Triplek 12 mm meranti
135
85.000
11.475.000
Triplek 15 mm meranti
128
165.000
21.120.000
Melaminto dop
90
77.000
6.930.000
Triplek lps melaminto
70
53.000
3.710.000
JUMLAH BIAYA
116.965.000

b.      Biaya Bahan Penolong
Tabel 1.2
Biaya Bahan Penolong Lemari Hias Medium

Nama barang
Jumlah barang
Harga per-satuan
Jumlah biaya
Cat Hammertone
120
43.000
5.160.000
Cat Menny
65
22.000
1.430.000
Handdle pipa C-03
54
25.000
1.350.000
Grendel stainless kng
76
30.000
2.280.000
Plat kunci L terano
54
42.500
2.295.000
Lem besi
32
35.000
1.120.000
Engsel Hinge
95
7.500
712.500
Kunci laci
80
9.500
760.000
Sekrup kpl Rt 1
80
7.500
600.000
Sekrup kpl Rt ¾”
20
6.000
120.000
Sekrup kpl Rt 2
23
12.000
276.000
Lem kuning, 1Kg
55
32.000
1.760.000
Lem putih, 1 Kg
32
23.750
760.000
Paku kayu, 2cm
10 pcs
12.000
120.000
Paku kayu, 3cm
15 pcs
15.000
225.000
Veneer nyatoh
50
100.000
5.000.000
Jumlah biaya
23.968.500

c.       Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tabel 1.3
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Keterangan
Jumlah tenaga kerja
Upah per-orang
Total gaji
1 unit
32 unit
1 unit
32 unit
Perakitan
5 orang
45.000
1.440.000
225.000
7.200.000
Finishing
2 orang
30.000
960.000
60.000
1.920.000
Jumlah
9.120.000

d.      Biaya lain-lain
Biaya listrik & telepon
Biaya perawatan mesin & alat-alat
Biaya Asuransi
Jumlah biaya
=
=
=
=
Rp 7.225.000
Rp 9.705.000
Rp 6.000.000
Rp 22.930.000

e.       Biaya Overhead Pabrik
Selanjutnya adalah menghitung besarnya tarif biaya overhead pabrik. Dasar yang digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik adalah atas dasar biaya bahan baku, sehingga menurut Carter (2009, h. 443) besarnya tarif biaya overhead pabrik dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:



Tarif biaya overhead pabrik
=

Estimasi overhead pabrik : Estimasi BBB

X 100%

=
Rp 46.898.000 : Rp 116.965.000
X 100%

=
           40%


maka dapat dihitung harga pokok produksi lemari hias medium untuk 32 unit pada tahun 2014 dengan asumsi dasar penetapan tarif biaya overhead pabrik didasarkan pada perhitungan biaya overhead pabrik tahun 2014 sebesar 40%. Berikut perhitungan harga pokok produksi lemari hias medium yang terhitung berdasarkan pendekatan Full Costing :
BBB
BTKL
BOP
HPP
=
=
=
=
Rp 116.965.000
Rp 9.120.000
Rp 46.786.000  +
Rp 172.871.000


Dari total harga pokok produksi diatas, dapat di hitung harga pokok produksi per unit maka digunakan perhitungan harga pokok produk per satuan yaitu sebagai berikut :
Harga Pokok Per-satuan
=
Jumlah Harga Pokok Produksi pesanan : Jumlah satuan produk pesanan

=
Rp 172.871.000 : 32

=
=
Rp 5.402.218,75
Rp 5.402.219 (dibulatkan)

Dari hasil diatas dapat di ketahui bahwa harga pokok dapat digunakan untuk menentukan pedoman harga jual.



F.   Perhitunagn Harga Jual Produk
Penulis akan menentukan harga jual dengan metode cost-plus pricing karena CV Angkasa Mandiri menginginkan keuntungan sebesar 25% dari biaya produksi  yang dikeluarkan. Rumus cost-plus pricing adalah sebagai berikut:
Harga Jual = Taksiran Biaya Penuh + Laba yang diharapkan
Maka perhitungan Harga jual untuk 32 unit lemari hias medium yaitu :
                       
HPP
Laba 25%
Harga jual
Harga jual per-unit
=
=
=
=
Rp 172.871.000
Rp 43.217.750  +
Rp 216.088.750
Rp 6.752.773,44

Jadi, Harga jual per-unit berdasarkan perhitungan Harga Pokok Produksi perusahaan sebesar : Rp 6.752.773 (dibulatkan)


BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan perusahaan maka dihasilkan harga pokok produksi untuk 32 unit produk lemari hias medium adalah sebesar Rp 172.871.000, Dari total harga pokok produksi tersebut dapat diperoleh harga pokok per unit produk adalah sebesar Rp 5.402.219.
Dari hasil diatas dapat di ketahui bahwa harga pokok dapat digunakan untuk menentukan pedoman harga jual. Berdasarkan perhitunagn yang telah dilakukan perusahaan maka dihasilkan harga jual untuk 32 unit produk lemari hias medium adalah sebesar Rp 216.088.750. Dari total harga jual produk tersebut dapat diperoleh harga jual per unit produk adalah sebesar Rp 6.752.773, karena perusahaan menginginkan laba sebesar 25% dari biaya produksi yang dikeluarkan.

B.   Saran
Saran kami dari kelompok kedua adalah dari hasil karya tulis ini memang masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami meminta kritik serta sarannya yang membangun. Serta kami berharap agar kelompok selanjutnya bisa lebih baik dari apa yang telah kami buat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ø  Carter, William K 2009, Akuntansi Biaya, Buku 1, Edisi 14, Salemba Empat, Jakarta.

Ø  Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan 7, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Ø  Hansen & Mowen 2006, Akuntansi Manajemen. Buku 2, Edisi 7, Salemba Empat, Jakarta.

Ø  Horngren, Charles T,et all 2008, Akuntansi Biaya, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.

Ø  Edi Rusmono Rasidi, 2015, Akuntansi Manajemen 1. Buku 1, Karawang.